JAKARTA (SK) – Dwelling time Indonesia masih tergolong lamban. Rata-rata ”dwelling time” pelabuhan di Indonesia mencapai delapan hari atau lebih lama dibanding dengan negara-negara lainnya di ASEAN.

”Di pelabuhan Indonesia, dwelling time masih sangat lama, sampai delapan hari. Malaysia dan Thailand saja hanya empat dan lima hari,” kata Pengamat Ekonomi dan keuangan Indef Ahmad Heri Firdaus, di Jakarta, Selasa (24/3)..

Menurut Ahmad, negara ASEAN yang memiliki dwelling time tercepat adalah Singapura yang hanya satu hari. Dwelling time merupakan waktu yang dibutuhkan sejak konteiner dibongkar dari kapal sampai dengan keluar dari kawasan pelabuhan.

Ahmad Heri menambahkan, dengan lamanya waktu bongkar muat di pelabuhan tersebut maka akan berimbas pada meningkatnya harga barang atau komoditas yang diang-kut melalui jalur laut. ”Dengan lamanya proses barang hingga keluar dari pelabuhan, akan berakibat pula pada aktivitas perekonomian karena prosesnya lama,” paparnya.

Sebelumnya Menteri Per-industrian Saleh Husin me-mintakan pemeriksaan yang dilakukan petugas pelabuhan tidak berbelit-belit. Proses pemeriksaan yang lama ber-dampak pada lebih banyaknya biaya logistik yang tidak efektif bagi perekonomian.

”Kita meminta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan Direktorat Jenderal Bea Cukai agar melakukan pemeriksaan berbelit-belit, sehingga tidak menjadi tambahan biaya,” kata Saleh Husin.

Dia berharap, pihaknya sangat menginginkan kinerja perekonomian dan sektor perindustrian di Indonesia tetap tumbuh.

Rintangan biaya logistik seperti terkait jasa kepelabuhan, katanya, semestinya dapat ditekan lebih rendah. ”Neger ini adalah negara dengan ‘logistic cost’ termahal di kawasannya,” tegasnya. (sab)

Sumber: http://www.suarakarya.id/

  • Berita/Post
Indef Administrator
, Indef
The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) is an independent and autonomous research and policy studies institution established on August 1995 in Jakarta
follow me

Leave a Reply

Close