AKARTA. Pemerintahan Presiden Joko Widodo hari ini genap berusia 100 hari. Di usia 100 hari banyak catatan diberikan terhadap pemerintahannya, salah satunya terhadap kinerja sejumlah menterinya.
Salah satu catatannya, diberikan oleh Enny Sri Hartati, ekonom Indef. Enny mengatakan bahwa sampai dengan hari ke- 100 ini menteri Jokowi, khususnya yang bekerja di bidang ekonomi belum menunjukkan kinerja maksimal.
Salah satunya kinerja tersebut bisa dilihat terhadap kinerja Saleh Husin, Menteri Perindustrian dan Rahmat Gobel, Menteri Perdagangan. Ke dua menteri tersebut sampai dengan seratus hari pertama ini belum menunjukkan konsep kebijakan kerja yang jelas di bidang mereka.
Untuk Saleh misalnya, sampai saat ini Enny melihat bahwa konsep kebijakan industri yang dibawa oleh menteri asal Partai Hanura tersebut sampai saat ini belum jelas. “Positioningnya belum jelas, apakah ke industri high tech atau apa belum,” katanya Rabu (28/1).
Hal yang sama kata Enny, juga terlihat dari Gobel. Sampai saat ini Gobel juga belum menunjukkan strategi apa yang akan dia lakukan untuk meningkatkan kinerja perdagangan, mengendalikan impor. “Belum ada langkah konkrit misalnya strategi ekspornya apa,” katanya.
Selain catatan terhadap ke dua menteri tersebut, Enny juga memberikan catatan kepada Amran Sulaiman, Menteri Pertanian. Enny menilai bahwa di 100 hari pertama pemerintahan Jokowi- JK kinerja menteri pertanian juga belum menunjukkan konsep dan arah kebijakan yang jelas. “Kalau Kementerian PU dan Perumahan Rakyat mereka lebih ke eksekusi anggaran sepanjang anggaran ada, perencanaan baik dan mafia proyek tidak ada mereka bisa jalan dengan baik,” katanya.
Belum menyejahterakan
Meskipun mengatakan kinerja beberapa menteri masih sesuai harapan, Enny mengatakan bahwa secara arah kebijakan makro, menteri di Kabinet Kerja, cukup memiliki kebijakan yang memberikan harapan. Salah satu harapan itu bisa dilihat dari adanya kebijakan efisiensi anggaran, percepatan pembangunan infrastruktur, memangkas waktu perizinan investasi.
